Bab 90. Berhadapan Langsung

Senja adalah salah satu saat terindah di hari musim panas. Jangkrik mulai berkicau sesekali di semak-semak di dekatnya. Angin sepoi-sepoi bertiup melalui sawah, dan udaranya bersih dan segar. Menunggang kuda menuju matahari terbenam benar-benar pengalaman yang menyenangkan. Mudan melirik ke sampingnya, di mana Jiang Changyang berkuda sekitar dua panjang kuda darinya, memegang tali kekang dengan langkah santai. Jubah biru safirnya yang berlengan pendek dan kudanya yang hitam legam tampak mencolok di antara sinar matahari yang memudar, langit senja yang biru tua, dan hamparan sawah hijau zamrud. Pemandangan itu memancarkan rasa harmoni yang tak terlukiskan. Dia tidak menyadari betapa warna-warna cerah cocok untuknya. Dalam ingatan Mudan, dia tidak pernah mengenakan warna-warna yang begitu mencolok sebelumnya, selalu memilih warna abu-abu, hitam, atau biru tua. Warna-warna muram itu tidak mengurangi penampilannya; sebaliknya, warna-warna itu menonjolkan auranya yang unik. Orang-orang pada...